Siji

Alexander Sebastianus Hartanto

These studies deconstructs the traditional motif telupat. The accumulation of stacked  repeating lines from single (Siji), to thirds (Telu) and fourths (Papat). Each number  resembles the individual, the family and the Keraton. As “Kewulu minangka prepat”  means the assembling of kinship.

The sacred number of Siji (one) resembles the individual in alignment with the unity of  a whole. Manunggal (menyatu), means to be one from every part of you and the  universe.

Technique & Craft; naturally dyed in Indigofera Tinctoria, native dye plant in Java,  each cotton thread is handwoven on a traditional ATBM floor loom by the artist  himself. The motif is made using the traditional Ikat dyeing technique, where the  thread is bind/tied to resist from dye to enter. Thread counts 3,000 threads /per  meter, the cloth is mordanted and blessed with sea water from the West Coast of  Java.

Kajian-kajian dalam karya ini mendekonstruksi motif tradisional telupat. Akumulasi garis berulang bertumpuk dari tunggal (Siji), ke sepertiga (Telu) dan keempat (Papat).  Setiap nomor menyerupai individu, keluarga dan Keraton. Sedangkan “Kewulu minangka prepat” berarti berkumpulnya kekerabatan.

Angka keramat Siji (satu) menyerupai individu sejalan dengan kesatuan keseluruhan.  Manunggal (menyatu), berarti menjadi satu dari setiap bagian dari Anda dan alam semesta.

Teknik & Kerajinan; dicelup secara alami di Indigofera Tinctoria, tanaman pewarna asli di Jawa, setiap benang kapas ditenun dengan tangan di atas alat tenun lantai ATBM  tradisional oleh senimannya sendiri. Motifnya dibuat dengan teknik pencelupan Ikat  tradisional, dimana benang diikat/diikat untuk menahan pewarna yang masuk. Benang berjumlah 3.000 benang/per meter, kain ini dilumuri dan diberkahi dengan air laut dari Pantai Barat Jawa.

 

Handwoven Ikat dyed cotton. Framed with reclaimed wood

87 x 64 cm

2021

PRICE Rp24.000.000

Category: